Langsung ke konten utama

Postingan

Ucapan Idul Fitri Gus Mus

Rasulullah SAW bertanya: "Tahukah kalian yang namanya orang bangkrut?" Para sahabat menjawab: "Orang bangkrut di kita ialah orang yang tak punya harta maupun barang." Rasulullah pun bersabda: "Sesungguhnya orang bangkrut dari umatku ialah yang kelak datang di hari Kiamat dengan membawa amalan-amalan salat, puasa, dan zakat; tapi sebelumnya sudah mencaci ini, menuduh itu, memakan hartanya ini, mengalirkan darahnya itu, dan memukul ini..Maka nanti si ini diberi --diambilkan-- dari amal-amal baiknya, si itu dari amal-amal baiknya. Bila kemudian amal-amal baiknya sudah habis sebelum terlunasi tanggungan-tanggungannya, maka diambilah dari dosa-dosa mereka yang terzalimi dan ditimpukan kepadanya; kemudian dia pun dicampakkan ke neraka." (HR imam Muslim dari sahabat Abu Hurairah r.a). Mengerikan sekali. Jangan-jangan di antara kalian ada yang --tanpa aku sadari-- pernah aku sakiti, pernah hartanya termakan olehku; pernah ucapanku menyinggungnya; pernah aku zalim...

“Pernahkah Kamu Melakukan Maksiat Ini?”

Umat Islam diajarkan untuk selalu berbaik sangka kepada siapa saja. Kepada Allah jangan menyangka Ia tidak akan menerima taubatnya. Kepada Nabi dan Shahabat jangan menyangka mereka telah berbuat kesalahan meskipun dalam lahirnya kita lihat keliru. Kepada orang lain jangan menyangka telah menzhalimi dirinya. Bahkan kepada diri sendiri pun kita diajarkan berbaik sangka bahwa kita akan terus dapat melakukan kebaikan. Demikian juga setelah melakukan kesalahan, sebaiknya kita menyembunyikannya. Aib yang ada pada diri kita, berupa perbuatan maksiat dan segala kekurangan kita, tidak selayaknya kita ceritakan pada orang lain. Bukankah Allah telah menutup aib kita dari orang lain? Kenapa justru kita sendiri yang menyebarluaskannya? Dalam sebuah hadits Rasulullah menyampaikan, كُلُّ أُمَّتِيْ مُعَافًى إِلَّا الْمُجَاهِرِيْنَ أَنْ يَعْمَلَ الرَّجُلُ بِاللَّيْلِ عَمَلًا ثُمَّ يُصْبِحُ وَقَدَ سَتَرَهُ اللهُ تَعَالَى فَيَقُوْلُ يَا فُلَانُ عَمِلْتُ الْبَارِحَةَ كَذَا وَكَذَا وَقَدْ بَاتَ ...

Keringanan Ibadah Umat Nabi Muhammad

Banyak diantara saudara muslim kita yang masih belum menyadari pentingnya kesucian dalam beribadah. Dengan pakaian yang masih kotor sehabis bekerja, langsung digunakan untuk salat tanpa meneliti kesuciannya. Pada akhirnya mereka berkesimpulan bahwa ibadah itu berat. Ibadah itu bertele-tele. Padahal kalau kita berpikir lebih jauh, apa yang diwajibkan kepada kita jauh lebih ringan dibandingkan beban ibadah yang ditanggung umat terdahulu. Para nabi terdahulu membawa hukum syariat kepada umatnya yang lebih berat. Diantara beratnya syariat tersebut pernah diceritakan Rasulullah saw kepada para sahabat, bahwa jika pakaian mereka terkena air kencing (yang notabene najis) tidak boleh digunakan untuk beribadah sebelum dipotong bagian yang terkena najis tersebut, tidak cukup hanya dibasuh. (HR Bukhari) Jika syariat tersebut diberlakukan, tentu sangat berat dilakukan umat Islam di jaman sekarang. Pakaian robek sedikit saja ada yang tidak mau pakai, apalagi kalau dipotong. Dalam satu tahun...

Kisah Islami: Sedekah Menyelamatkan dari Neraka

Suatu ketika Aisyah ra membeli budak wanita untuk membantu keperluan sehari-hari. Namun tidak beberapa waktu kemudian, Jibril turun menemui Rasulullah saw. Sang Pembawa Wahyu memberitahukan bahwa wanita itu merupakan ahli neraka. “Hai Muhammad, keluarkan wanita itu dari rumahmu.” Mendengar kabar tersebut ‘Aisyah pun mengeluarkannya. Namun ia merasa iba. Ia memberinya beberapa biji kurma. Si wanita pergi tanpa tujuan denga hanya berbekal kurma. Di tengah jalan, saat biji kurma tinggal sebagian, ia bertemu seorang fakir yang teramat membutuhkan. Dengan penuh keikhlasan, sisa kurma yang tidak seberapa diberikan pada si fakir tersebut. Mengetahui perbuatan baik yang baru saja dilakukan sang wanita, Jibril memperbaharui kabar. Jibril datang menemui Rasulullah saw dan memerintahkan beliau mengembalikan sang wanita ke rumah. Jibril berlaku demikian sebab sang wanita sudah berubah status menjadi ahli surga berkat sedekah yang ia berikan dengan ikhlas. Memberikan beberapa butir kurma ...

Cara Mengqadha Salat yang Jumlahnya Tidak Diketahui

Saya melewati masa muda dengan kontrol agama yang minim. Imbasnya saya baru sadar dan bisa aktif menjalankan salat usai berkeluarga pada usia 25 tahun. Permasalahan muncul saat saya berkeinginan meng qadha salat yang saya tinggalkna di masa muda. Tidak ada kepastian berapa jumlah salat yang saya tinggalkan. Selama bertahun-tahun saya hanya salat sekenanya saja. Bagaimana saya bisa melunasi qadha   salat yang harus saya bayar? Salat merupakan ibadah yang paling utama. Separah   apapaun sakit yang diderita seseorang, ia tetap diwajibkan melakukan salat. Apalagi jika kondisi sehat. Sayang sekali waktu yang telah diberikan Allah kepada kita untuk beribadah hanya beberapa menit saja setiap hari, kita tidak bisa memanfaatkannya. Terasa amat tidak sebanding dengan aliran nikmat yang senantiasa kita terima gratis setiap saat. Namun, jika sudah terlanjur terjadi, apa mau dikata. Patut kita bersyukur masih diberi petunjuk oleh-Nya ntuk bertaubat. Kita harus senantiasa mendeka...

Istri: Antara Suami Dan Orang Tua

Wanita yang baru menikah seringkali dihadapkan pada dilema. Satu sisi, sebagai istri ia wajib menghormati dan patuh kepada suami. Di sisi lain, ia dididik dan dibesarkan oleh orang tuanya sedari kecil. Problem ini seringkali mencuat saat orang tua menyuruh hal yang tidak dikehendaki oleh suaminya. Lalu menurut pandangan syariat, seorang istri harus mendahulukan kedua orang tuanya atau suaminya? Seorang istri berkewajiban untuk lebih mendahulukan hak suami dari pada orang tuanya jika tidak mungkin untuk menyelaraskan dua hal ini. Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah menyinggungnya dalam Majmu Fatawa: وَلَيْسَ عَلَى الْمَرْأَةِ بَعْدَ حَقِّ اللهِ وَرَسُوْلِهِ أَوْجَبَ مِنْ حَقِّ الزَّوْجِ “Tidak ada hak yang lebih wajib untuk ditunaikan seorang wanita –setelah hak Allah dan Rasul-Nya- daripada hak suami” (Majmu’ Al Fatawa, Juz 32 hal 260) Lalu di bagian lain dalam kitab Majmu Fatawa ( Juz 32 hal 261) Ibnu Taimiyyah juga mengatakan, “Seorang perempuan jika telah menikah maka suam...